Proses Penciptaan Komposisi "Ayu" Karya I Putu Sumiarta

Komposisi "Ayu", memiliki konsep penggambaran masyarakat Bali yang mampu hidup dalam dua sisi yaitu tradisi dan non tradisi. Sehingga dalam proses penggarapan sampai pada hasil, menggunakan landasan pada pengabungan dua kebudayaan yang memiliki latar belakang sejarah berbeda, terutama dalam hal teori penggarapan dan penggunaan tangganada dalam sebuah karya atau komposisi musik. Pola garap horisontal (perhitungan terhadap suatu melodi), pola ritme yang begitu khas di dalam proses pembuatannya,dijadikan sebagai idiom pula untuk mempertebal karakter dari pada musik Bali di dalam komposisi "Ayu" karya I Putu Sumiarta. Pola horisontal yang dimaksudkan disini adalah terkait dengan teknik penggarapan yaitu: molos atau polos yang artinya dimainkan berdasarkan mat,teknik candetan yang dalam pergerakannya berpatokan pada polos namun sifatnya mengisi diantara selasela ketukan polos, ochetan atau kotekan (interlocking figuration) yang menggunakan teknik pukulan dengan not 1/16 pun adalah merupakan penerapan dengan cara mengisi diantara sela-sela nada instrumendiatasnya. Akor atau harmoni yang diperhitungkan secara vertikal dalam setiap nada-nadanya, tentu adalah merupakan suatu jalinan yang penuh dengan pertimbangan guna mendapatkan kesan keharmonisan terhadap ide musikal. Sehingga komposisi "Ayu" karya I Putu Sumiarta, dapat pula dikatakan sebuah hasil dari proses eksperimen penggabungan tradisi musik diatonis Barat yang berpedoman pada overtone series, dengan musik Bali yang hubungan nada-nadanya bersifat metafisika